Full screen

Share

Parkinson
Want to create interactive content? It’s easy in Genially!

infografis ini berisi dengan penjelas-penjelasan ilmiah tentang apa itu penyakit Parkinson. dimulai dari video pengantar yang ditautkan dari youtube, lalu ada penjelasan dari Parkinson itu sendiri, apa penyebabnya, apa saja gejala dan dampak psikologisnya, serta terapi yang dapat dilakukan.

Over 30 million people create interactive content in Genially.

Check out what others have designed:

Transcript

Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang mengganggu pergerakan dan merupakan penyakit degeneratif saraf pusat yang paling umum setelah Alzheimer

Gejala dan dampak psikologis apa saya yang ada pada parkinson ?

+ info

+ info

+ info

+ info

+ info

apa yang menjadi penyebab parkinson ?

Apa itu parkinson ?

Parkinson

INFOGRAphic

Gejala secara umum

Terapi / treatment untuk parkinson

1. Terapi LedovaPenyakit parkinson disebabkan oleh defisiensi dopamin, sehingga perawatan ini bertujuan untuk mengembalikan dopamin yang hilang.

2. Obat yang lainselain terapi ledova, ada juga terapi dengan pemberian obat-obat yang lain.

3. Terapi yang lainstidak hanya terapi ledova dan pemberian obat diatas, tetapi pengobatan untuk parkinson juga terus dikembangkan.

Penyakit Parkinson terjadi karena adanya penurunan kadar dopamin akibat degenerasi neuron di pars kompakta susbtansia nigra dan saraf dopaminergik nigrostriatum.

Kilk pada gambar untuk melihat video pengatar dari parkinson !

Gejala menurut The Parkinson Diase Fondation

Dampak Psikologis

Oleh :

Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang mengganggu pergerakan dan merupakan penyakit degeneratif saraf pusat yang paling umum setelah Alzheimer. Penyakit Parkinson menyerang 1 hingga 2 persen orang yang berusia di atas 65 tahun, di mana kasus sebelum usia 40 tahun terjadi kurang dari 5%. Biasanya, orang yang mengidap penyakit Parkinson ini masih mampu bergerak, dan kadang-kadang pergerakan mereka bisa terjadi secara normal dalam menghadapi sinyal atau instruksi. Namun, gerakan spontan mereka lambat dan lemah, masalah gerakan yang ada mencakup kesulitan mengaktifkan gerakan dan kesulitan menghambat gerakan yang tidak sesuai. Sebagian besar pasien Parkinson memiliki defisit kognitif. Defisit kognitif ini, mencakup masalah-masalah seperti perhatian, bahasa, atau memori.

1. Primer: tremor, kekauan otot, lamban dalam melakukan gerakan, keseimbangan terganggu dan kemampuan individu dalam mengkoordinasi tubuh terganggu. 2. Sekunder: kegelisahan, deprei, dan demensia. .

Penyakit parkinson disebabkan oleh defisiensi dopamin, sehingga perawatan ini bertujuan untuk mengembalikan dopamin yang hilang. Levodopa merupakan obat pertama dalam psikiatri atau neurologi yang digunakan sebahai pil harian yang mampu mencapai otak (tepatnya di bagian neuron yang mengubah Levodopa menjadi dopamin). Namun meskipun demikian, perawatan Levodopa masih dianggap kurang efektif karena dopamin tidak melewati sawar darah otak atau SDO (dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Blood-Brain Barrier, merupakan struktur membran yang memisahkan serta memfilter darah/zat yang masuk ke dalam sirkulasi otak). Kelemahan lain yang dimiliki oleh pengobatan Levodopa adalah meningkatkan pelepasan dopamin di semua akson, baik yang buruk maupun yang masih berfungsi normal, sehingga menghasilkan semburan pelepasan dopamin (Tritsch, Ding, dan Sabatinni, 2021). Levodopa juga mendatangkan efek samping seperti mual, gelisah, masalah tidur, tekanan darah rendah, gerakan berulang, serta halusi dan delusi sesekali

  • Antikolinergik
Obat antikolinergik akan menyeimbangkan dopamin dan asetilkolin. Obat-obatan ini harus diminum dengan dosis awal yang rendah, dan dosis harus ditingkatkan perlahan untuk meminimalkan efek samping seperti masalah memori, sembelit, mulut kering, dan retensi urin. Antikolinergik yang paling umum digunakan adalah trihexyphenidyl.
  • Amantadine
Amantadine adalah antivirus dengan aktivitas antiparkinson. Mekanisme kerjanya belum dipahami sepenuhnya, tetapi diyakini bahwa amantadine dapat meningkatkan respons dopaminergik sistem saraf pusat. Obat-obatan ini dapat melepaskan dopamin dan norepinefrin dari tempat penyimpanan dan menghambat pengambilan kembali dopamin dan norepinefrin. Efek samping amantadine adalah disorientasi, halusinasi, mual, sakit kepala, pusing dan insomnia.
  • Agonis Dopamin
Dibandingkan dengan levodopa, agonis dopamin bekerja dengan menstimulasi reseptor dopamin di substansia nigra, dan efektif dalam memperlambat munculnya komplikasi motorik (seperti diskinesia). Agonis dopamin dapat digunakan untuk mengobati gejala motorik pada tahap awal, tetapi tidak dapat mengobati gejala motorik dengan baik pada tahap akhir. Contoh agonis dopamin adalah bromocriptine, pramipexole, ropinirole. Efek samping seperti mengantuk, halusinasi, edema dan gangguan kontrol impuls.
  • MAO (Monoamine Oxidase)-B Inhibitor
Monoamine oxidase (MAO)-B inhibitor dapat dipertimbangkan untuk menjadi pengobatan awal penyakit. Obat tersebut memberikan manfaat perbaikan gejala ringan dengan efek samping yang baik. Menurut penelitian Cochrane, dalam jangka panjang, MAO-B inhibitor dapat meningkatkan indikator kualitas hidup sebesar 20-25%. Contoh dari obat golongan ini adalah selegiline dan rasagiline.

Peneliti berusaha mencari cara lain untuk mengatasi dan menyempurnakan pengobatan Levodopa. Mereka mencoba memakai obat-obatan yang dapat merangsang reseptor dopamin dan obat-obatan yang mencegah pemecahan metabolisme dopamin. Pada levelyang berbeda-beda, penggunaan obat ini dapt menekan gejala yang ditimbulkan, meskipun tidak menghentikan penyakit parkinson itu sendiri. Dalam beberapa kasus, obat dapat memunculkan perilaku impulsif dn kompulsif. Dalam beberapa kasus, dokter menanamkan elektroda (cakram logam kecil yang berfungsi sebagai konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan media non logam) untuk merangsang daerah otak yang lebih dalam (de Hemptinne dkk., 2015). Penanaman elektroda ini digunakan karena disinyalir dapat menstimulasi reseptor yang menyebabkan sinkron berlebihan dari penyakit parkinson dan dapat memecah ritme yang tidak teratur. Alternatif lain adalah transplantasi otak dari janin yang digugurkan. Neuron janin yang dicangkokkan ke dalam otak pasien yang mengalami parkinson terkadang mampu bertahan selama bertahun-tahun dan membuat sinapsis dengan sel pasien itu sendiri. Namun kendala yang dialami adalah kendala biaya, karena pengobatan ini membutuhkan jaringan otak janin sebanyak 4 hingga 8 jaringan. Hasil dari pengobatan ini dapat membaik apabila digabung dengan pemberian obat-obatan untuk menekan reaksi kekebalan. Efektivitas pengobatan ini bergantung pada usia dan kesehatan pasien, jumlah dan penempatan sel yang ditransplantasikan, respon imun, dan faktor-faktor lain.

Penyakit Parkinson terjadi karena adanya penurunan kadar dopamin akibat degenerasi neuron di pars kompakta susbtansia nigra dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada rangsangan terhadap reseptor D1 maupun D2. Ketika kadar dopamin terlalu rendah, komunikasi antar 2 wilayah menjadi tidak efektif. Maka akan terjadi gangguan pada gerakan. Semakin banyak dopamin yang hilang, maka akan semakin buruk gejala gangguan gerakan

Menurut The Parkinson’s Disease Foundation, gejala yang sering terjadi terbagi ke dalam 5 tahap, antara lain:

  • Stadium satu: gejala penyakit Parkinson tergolong ringan dan tidak mengganggu aktivitas penderita
  • Stadium dua: jangka waktu perkembangan penyakit Parkinson stadium 1 ke stadium 2 akan berbeda pada setiap orang. Pada tahap ini, gejala akan terlihat
  • Stadium 3: gejala pada tahap ini akan semakin jelas, seperti gerak tubuh yang mulai melambat, dan mulai mengganggu aktivitas penderita
  • Stadium 4: pada tahap ini, penderita mulai kesulitan berdiri atau berjalan. Gerak tubuh penderita akan semakin melambat, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menunjang aktivitasnya
  • Stadium 5: penyakit Parkinson stadium 5 akan membuat penderita sulit atau bahkan tidak bisa berdiri sama sekali. Penderita juga mengalami delusi dan halusinasi.

Dalam review sistemtasi yang dilakukan pada saat itu ditemukan ada 17% penyandang Parkinson juga mengalami depresif berat, 32% depresif ringan, dan 13% mengalami distimia (mood depresif kronis yang menetap lama dalam jangka waktu minimal 2 tahun). Depresi ini bisa terjadi pada setiap tahap penyakit bahkan bisa juga pada awal atau kadang-kadang pada bertahun-tahun sebelum timbulnya penyakit, walaupun memang 27,6% pasien Parkinson mengalami depresi selama tahap awal penyakit. Mendiagnosis depresi pada penyakit Parkinson ini menjadi tantangan karena cukup sulit, itu semua di sebabkan oleh gejala klinis depresi yang mungkin sama dan dikelirukan sebagai gejala dari Parkinson.

Psikosis pada penyakin Parkinson ini cenderung mengarah pada keadaan mental yang ditandai dengan halusinasi dan/atau waham. Psikosis ini diperkirakan terjadi pada sekitar 20-40% penyandang Parkinson dan biasanya terjadi pada tahap lanjut. Manifestasi psikosis yang paling umum terjadi pada pasien penyakit Parkinson adalah halusinasi visual, walaupun halusinasi non-visual (seperti pada pendengaran, taktil, dan penciuman) dan waham juga bisa terjadi namun tidak sesering halusinasi visual. Sedangkan pada pasien berusia lanjut perkembangan terjadinya psikosis ini berhubungan dengan gangguan pengelihatan, depresi, gangguan tidur, dan durasi penyakit Parkinson yang mereka alami sudah lama.

Selain psikosis dan depresi, kecemasan juga merukan salah satu dampak psikologis/psikiatri dari penyakit Parkinson. Prevalens gangguan kecemasan yang dilaporakan pada penyakit Parkinson ini bervariasi antara 25-49% dan jauh lebih ditinggi dibandingkan pada subjek bukan penyakit Parkinson. Gangguan kecemasan yang paling sering dilaporkan antara lain gangguan panic, generalized anxiety disorder, dan fobia sosial. Kecemasan dan depresi mungkin akan sulit untuk dibedakan dan juga mereka juga sering terjadi bersamaan pada penyakit Parkinson. Namun keduanya masih dapat dibedakan, karena gejala inti dari kecemasan adalah adanya ketakutan akan sesuatu yang terjadi, takut, atau khawatir.

1. Billie Nathania / 7103020023 2. Grace Alpha Adeline / 7103020032 3. Patricia Irewa Tantoro / 7103020038 4. Vincenzo Raven Laurentio / 7103020055